“Capek dech…. Pembantu mudik lebaran, liburan malah main golf lah, yang
pergi ketemu teman lah, nongkrong ke toko buku (kegiatan yang nggak
sempet dilakukan waktu hari kerja). Nggak tau orang sedang sibuk apa ya.
Ada anak-anak yang harus di urus, makannya, mandinya, cuci bajunya,
bersih-bersih rumah! Enak bener jadi laki-laki!” Omel si istri
uring-uringan terhadap si suami yang tidak ada di rumah.
Puncak kemarahan, saat malam hari si suami melempar baju bekas pakai
dengan sembarangan, dan akhirnya pertengkaran sengit pun tidak bisa
dihindarkan lagi. “Aku bukan pembantu tau! Dari dulu semua masalah di
rumah ini harus aku yang ngurusin! Hari kerja, kamu enak-enakan di luar
sana, bisa bercanda dengan teman-teman kantor! Bisa makan siang di
restoran! Sekarang ngak ada pembantu, bukannya bantuin ngurus anak dan
rumah, malah pergi nyenengin diri sendiri! Aku bener2 nggak tahan lagi!”
teriakan di tengah malam pun berubah menjadi tangisan yang memilukan.
Mendengar amukan istrinya, si suami menyela: “Kamu kira aku kerja
setengah mati bukan untuk kelangsungan hidup keluarga kita! Mikir dong
bu, jangan anggap aku enak-enakan di luar sana. Urusan anak dan rumah
tangga kan tanggungjawabmu sebagai ibu rt. Kenapa sekarang marah-marah
begini? Emangnya setelah capek bekerja untuk keluarga, aku ngak boleh
relex? Masih harus ngurusin rumah juga? Kalau begini caranya aku juga
ngak tahan! Sekarang mau mu apa? Mau pisah sementara atau mau cerai
sekalian?”. (Waaauuu….!)
Dua hari menjelang lebaran, mereka memutuskan sama-sama merenung,
introspeksi diri. Hendak dibawa kemana ikatan pernikahan ini? Dulu, saat
cinta menggebu, rasanya bahagia bener bila bisa memberi sesuatu dan
membuat pasangan kita berbahagia. Sekarang, kemana cinta itu berlalu?
Para netter yang berbahagia,
Selisih paham di dalam kehidupan rumah tangga adalah hal yang biasa.
Perbedaan latar belakang, kedewasaan kepribadian, sikap mau menang
sendiri dan komunikasi yang kurang terbuka diantara pasangan, biasanya
sebagai penyebab perselisihan. Lebih dari itu, entah kapan dan kenapa,
cinta menjadi penuh kalkulasi. Si istri merasa, aku kan sudah melakukan
“blablabla” , maka kamu “seharusnya” melakukan “blablabla”. Begitu juga
dengan si suami. Jika aku sudah melakukan “begini”, kamu harus “begitu”
dst. Jika cinta kalkulasi seperti itu, kemana akan di bawa pernikahan
ini? Lebih-lebih jika ada ekspektasi/harapan terhadap pasangan kita dan
kenyataan tidak sesuai dengan harapan, pasti akan menimbulkan perasaan
kecewa, jengkel, marah, benci dan kemudian pertengkaran berkelanjutan di
kemudian hari.
Lalu, bagaimana cinta bisa dipertahankan untuk waktu yang lama? Usaha
itu harus dimulai dari kesadaran diri sendiri! Yakni : senantiasa
berusaha melakukan segala sesuatu dengan tulus dan ikhlas! (jangan
merasa rugi bila sudah melakukan suatu kebaikan). Jika cinta didasari
dengan keinginan yang ikhlas untuk memberi kepada pasangan kita, niscaya
rumah tangga kita akan awet hingga “maut memisahkan kita”.
Semoga melalui perjalanan waktu, dengan belajar terus menerus, kita bisa
menjadi manusia yang ikhlas demi kebahagiaan keluarga kita sendir
Sabtu, 08 Desember 2012
Kalkulasi Cinta
Diposting oleh
Ridh1_muslim
di
02.26
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook


1 komentar:
Mohegan Sun - Casinos Near Mohegan Sun in Montville, CT
View 1 map. Mohegan 세종특별자치 출장샵 Sun - Casinos Near Mohegan 문경 출장마사지 Sun 세종특별자치 출장샵 · 8 Casino. 8 Casino. 8 Casino. 8 Casino. 양산 출장안마 8 Casino. 울산광역 출장마사지
Posting Komentar