Semua orang tahu hidup itu singkat, namun, berapa banyak yang bisa
menghargai atau menyayangi hidup, menjalani hidup diri sendiri dengan
baik? Banyak orang yang sewaktu akan meninggal, kerap merasa menyesal
terhadap apa yang dilakukannya sepanjang hidupnya, merasa diri ini hidup
sia-sia, seandainya bisa kembali membuka lembaran baru, dia pasti ingin
menjalani hidup yang berbeda sama sekali. Namun kini segalanya sudah
terlambat, malaikat pencabut nyawa sedang mengetuk pintu, waktu yang
tersisa tinggal sedikit, tiba-tiba dia baru menyadari dirinya belum
pernah hidup.
Rabu, 20 Juli 2011
Hidup Terus Berputar
Diposting oleh
Ridh1_muslim
di
19.56
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Inspiratif
Suatu hari seorang nenek berjalan terseok-seok di jalan trotoar yang
sempit. Nenek itu menengok ke sebuah toko di sebelah kanan jalan sambil mendorong kereta belanjaan yang telah dipenuhi isi. Entah dia sadari atau tidak, tiba-tiba seorang pemuda sedang berusaha melewatinya. Tapi karena sempitnya trotoar, ditambah lagi dengan kereta dorongnya yang berada di tengah-tengah, membuat pemuda itu kesulitan untuk mendahului.
Aku yang melihat pemandangan itu jadi berpikir apa yang akan dilakukan
pemuda itu. "Pemuda itu akan membunyikan bel sepedanya dan melewati
nenek itu," tebakku. Kenyataan ternyata tidak seperti yang kubayangkan.
Dengan pelan-pelan pemuda itu tetap berada di belakang si Nenek dan
tidak membunyikan bel sepedanya. Sampai akhirnya si Nenek menyadari ada seseorang di belakangnya dan dia telah menghambat jalan orang lain.
Dengan membungkukkan badannya berkali-kali sambil meminta maaf
(kebiasaan yang sering kulihat pada orang Jepang), dia menepi dan
memberi jalan untuk pemuda itu. Dan berlalulah pemuda itu dengan
anggukan balasan tanpa kudengar suara omelannya.
sempit. Nenek itu menengok ke sebuah toko di sebelah kanan jalan sambil mendorong kereta belanjaan yang telah dipenuhi isi. Entah dia sadari atau tidak, tiba-tiba seorang pemuda sedang berusaha melewatinya. Tapi karena sempitnya trotoar, ditambah lagi dengan kereta dorongnya yang berada di tengah-tengah, membuat pemuda itu kesulitan untuk mendahului.
Aku yang melihat pemandangan itu jadi berpikir apa yang akan dilakukan
pemuda itu. "Pemuda itu akan membunyikan bel sepedanya dan melewati
nenek itu," tebakku. Kenyataan ternyata tidak seperti yang kubayangkan.
Dengan pelan-pelan pemuda itu tetap berada di belakang si Nenek dan
tidak membunyikan bel sepedanya. Sampai akhirnya si Nenek menyadari ada seseorang di belakangnya dan dia telah menghambat jalan orang lain.
Dengan membungkukkan badannya berkali-kali sambil meminta maaf
(kebiasaan yang sering kulihat pada orang Jepang), dia menepi dan
memberi jalan untuk pemuda itu. Dan berlalulah pemuda itu dengan
anggukan balasan tanpa kudengar suara omelannya.
Diposting oleh
Ridh1_muslim
di
19.50
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook