Subscribe:

Selasa, 08 November 2011

Motivasi dalam kehidupan

Banyak orang yang dianugerahkan kecerdasan, bakat, serta  kemampuan yang luar biasa dalam kehidupannya tetapi tidak dapat sukses secara optimal dan terkadang hanya menyalahkan nasibnya saja dalam kehidupan. Padahal jika dilihat dengan lebih seksama, semuanya itu terjadi bukanlah karena kurangnya kemampuan yang ia miliki namun karena kurangnya motivasi dalam kehidupannya . Motivasi  Ini merupakan suatu kunci sukses yang wajib dimiliki oleh tiap individu yang ingin sukses dalam kehidupan.
Motivasi merupakan suatu semangat, gairah dan determinasi tinggi yang berasal dari dalam diri sendiri untuk mencapai seusatu yang menjadi tujuan. Motivasi menjadi bahan baku dasar dari sebuah kata yang dinamakan kesuksesan. Motivasi yang luar biasa dapat menimbulkan energi yang luar biasa pula , membuat seseorang bekerja keras,  dan bahkan dapat membuat sesuatu yang pada awalnya terlihat tidak mungkin untuk dilakukan menjadi indah untuk dilakukan.

Gimana mensikapi masalah?

Setiap orang di dunia ini. Tak peduli siapapun, pastilah memiliki masalah bahkan mungkin ketika kita mati pun masih akan mendapatkan masalah, akan masuk kemana surge atau neraka.. Bahkan kecenderungannya semakin besar orang tersebut, semakin kaya, semakin sukses, semakin dewasa, maka masalah yang dihadapinya juga akan semakin besar. Namun perbedaan yang paling mendasar antara orang yang sukses dengan orang yang gagal adalah CARA BAGAIMANA MENYIKAPI MASALAH YANG ADA.  Ada sebuah buku yang sangat menarik dan bagus sekali karangan Adi W. Gunawan yang berjudul “MANAGE YOUR MIND FOR SUCCESS”. Di dalam buku itu dijelaskan bahwa ketika kita fokus pada masalah yang ada, maka kita menutup jalan otak kita untuk bisa berpikir dan berkembang. Ujung-ujungnya, hanya mengeluh dan selalu merasa tidak pernah ada jalan keluar untuk masalah ini.

PASTI BISA!!!!!!

artikel motivasi,"aku pasti bisa"


Seorang penulis terkenal bernama Marie von Ebner-Eschenbach pernah berkata “Jika ada keyakinan yang dapat menggerakkan gunung, itu adalah keyakinan dalam diri Anda.” Dan saya mempercayai dan membuktikan sendiri bahwa hal itu benar adanya.
Ada sebuah buku dongeng menarik untuk anak anak berjudul The Little Engine That Could. Buku itu bercerita tentang kereta api yang bergerak ke bukit dengan perlahan dan tersendat. Lokomotifnya berkata pada diri sendiri, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa.” Kereta pun terus bergerak perlahan naik hingga tiba di bukit dengan selamat. Hal sederhana yang dapat diambil dari cerita tersebut adalah percaya pada kemampuan diri sendiri. Seandainya lokomotif itu tidak percaya akan kemampuannya tiba di atas bukit, bisa jadi kisah dalam buku itu berakhir menyedihkan.

Modal dengkul

Banyak orang mengecilkan nyalinya sendiri ketika ingin memulai sebuah usaha. Bermacam alasan yang membuat mereka menunda bahkan mengurungkan niat membuka usaha, ada yang mengatakan;  ”Saya tidak punya uang untuk memulai usaha” tetapi dengan modal dengkul Ansori telah berhasil membeli sebidang tanah untuk didirikan rumah, dan memiliki mobil.
Logikanya, bisnis pasti memerlukan modal uang, bukan modal dengkul. Jadi, mana mungkin memulai bisnis dengan modal dengkul? Mungkin saja. Ingin tahu rahasianya? Ternyata memulai suatu bisnis tidak harus selalu diawali dengan uang. Uang memang penting, tetapi ternyata bukan yang terpenting. Ada empat modal dasar yang harus dimiliki jika ingin memulai suatu usaha, yaitu keberanian, percaya diri, keyakinan dan ketekunan.

Segelas Susu

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup sebagai penjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa di kantongnya hanya tersisa uang beberapa sen, dan dia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang perempuan muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.
Perempuan muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, “Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini?”
Perempuan itu menjawab, “Kamu tidak perlu membayar apapun”.
“Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan,” kata perempuan itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata, “Dari dalam hatiku, aku berterima kasih pada Anda.”