Buat saya, perubahan mood mendadak dari kondisi senang menjadi sedih,
adalah hal yang biasa. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita
hadapi di hari yang baru. Jadi, hari yang terasa indah di awal, kadang
bisa berakhir dengan kekecewaan. Siapa pun pasti pernah mengalaminya,
termasuk Anda.
Namun, saya merasa sangat beruntung sebagai orang yang telah menikah,
dan dikaruniai seorang putri kecil yang cantik. Setiap saya pulang
bekerja, mereka selalu menyambut saya dengan senyuman dan pelukan
hangat. Rasanya, semua beban pekerjaan yang masih menyangkut di pikiran,
sirna begitu saja.
Bagi saya, pelukan dan sentuhan dari pasangan, atau pun sang buah hati,
berati lebih dari sekadar sentuhan biasa. Begitu sarat kasih sayang dan
cinta yang tulus. Maka itu, saya tidak akan pernah meremehkan hal ini.
Sebisa mungkin, sebuah pelukan singkat saya berikan kepada anggota
keluarga, karena saya sendiri sudah membuktikan efek positifnya bagi
jiwa saya.
Seorang terapis keluarga dari luar negeri, Virginia Satir, mengatakan
bahwa untuk bertahan hidup kita membutuhkan empat pelukan dalam sehari.
Untuk kesehatan, diperlukan delapan pelukan per hari. Dan untuk
pertumbuhan, awet muda, dan kebahagian kita membutuhkan 12 pelukan
seharinya. Menakjubkan, ya?
Temuan tersebut didukung oleh beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa
pelukan dapat menyembuhkan berbagai penyakit fisik dan psikis. Karena,
disadari atau tidak, seseorang yang mendapat pelukan, atau yang memeluk,
merasakan adanya kekuatan cinta yang mengelilingi mereka. Kekuatan
cinta inilah yang membuat kekebalan tubuh seseorang meningkat.
Saat berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin , hormon yang berhubungan
dengan perasaan damai dan cinta. Hormon ini membuat jantung dan pikiran
menjadi sehat. Oxytocin baru bisa keluar jika manusia memiliki kehidupan
sehat dan merasa damai serta tentram.
Sekarang, coba Anda ingat-ingat, kapan terakhir kali Anda memeluk
pasangan dengan kasih sayang yang tulus, bukan sekadar pelukan rutin
biasa? Bila jawabannya, setiap hari, itu sudah bagus. Beberapa pasangan
yang sudah menikah lebih dari 25 tahun, mengakui bahwa mereka sering
menyentuh dan memeluk dalam kesehariannya. Dengan kebiasaan tersebut,
mereka merasa keterikatan yang kuat dan saling membutuhkan antara satu
dengan yang lain, tidak pernah hilang.
Jangan remehkan juga sebuah sentuhan. Saat berjalan bersama pasangan di
tempat umum, saya masih selalu bergandengan tangan layaknya ABG yang
baru mulai berpacaran. Sebisa mungkin kebiasaan itu tidak akan saya
hilangkan. Dia pun tidak ragu untuk menunjukkan kasih sayangnya kepada
saya di depan banyak orang, walaupun kami tida menunjukkannya secara
berlebih. Hanya sekadar bergandengan tangan atau rangkulan di bahu atau
pinggang.
Sayangnya, beberapa teman mengaku risih melakukan hal tersebut, dengan
alasan malu dengan umur. Kenapa harus malu? Untuk bersentuhan,
berpelukan, dan menunjukkan kasih sayang kepada pasangan, tidak ada
aturan yang membatasi usia seseorang yang boleh atau tidak boleh
melakukannya. Ekspresikan cinta Anda, maka Anda pun akan senantiasa
menerima perlakuan penuh cinta dari pasangan hidup Anda.
Atau, kalau memang masih malu memperlihatkan kemesraan di depan umum,
lakukanlah saat sedang berdua atau di rumah. Biarkan Anda yang
memulainya. Sentuhan ringan di bahunya saat pulang kerja, elusan sayang
di kepala ketika Anda lewat di dekatnya, atau hanya senyuman manis penuh
rasa sayang. Hidup pun akan terasa semakin indah, bila kebiasaan
menyentuh dan memeluk ini mulai dilakukan jug oleh pasangan Anda.
Seorang master Reiki di Mumbai, India, berkata," Pelukan adalah salah
satu alat untuk bertransformasi. Dengan pelukan, satu pribadi dengan
pribadi lain semakin dekat. Jika hubungan Anda dengan orang lain
renggang, salah satu cara agar hubungan itu menghangat adalah dengan
memeluknya. Jika rumah tangga Anda diambang kehancuran, cobalah memeluk
pasangan Anda 20 kali sehari. Saya yakin Anda berdua tak akan bercerai.
Selain itu, hidup Anda berdua akan lebih bahagia, sehat, dan awet muda.
Serta Anda akan terhindar dari stress dan depresi."
0 komentar:
Posting Komentar