Subscribe:

Sabtu, 19 Maret 2011

Bidadariku........

Kusebut ia “bidadari“.
Sosoknya telah mengisi hari-hariku semenjak dua tahun berlalu. Mengisi hari-hariku dengan senyum sejuknya. “Bidadari” ku hadir dengan ketenangannya tatkala ketergesaan melanda. “Bidadari” ku hadir dengan kelembutannya tatkala kekerasan menimpa. “Bidadari” ku hadir dengan kepercayaannya tatkala isu menerpa.
Bidadari” ku menyapaku dengan senyum sejuknya di sela-sela kepenatan otakku, “Tidak istirahat dulu Abang…”, lembut dan sahaja. Segera kepenatan itu menghambur, terbang dengan senyum sejuknya. Berganti dengan sejuk, mengubah kerutan di keningku menjadi senyuman lebar balasan untuk “bidadari” ku.

Bidadari” ku kembali memberikan senyum sejuknya di awal sinar mentari pagi menembus pupil bola mataku, “Assalamu’alaikum, pagi Abang.. Alhamdulillah Abang nyenyak tidurnya ba’da sholat shubuh ini. Insya Alloh nanti lebih bersemangat beraktivitas..”, lembut dan sahaja. Segera darahku mengalir ke setiap lorong tubuhku. Menyemangati ragaku untuk bangkit. Menyambut do’a “Bidadari” ku, “lebih bersemangat…”.
“Bidadari” ku tak pernah lupa memberikan senyum sejuknya meski di balik dering ponselku.. “Assalamu’alaikum Abang, sudah makan siang.. Jangan lupa makan siang Abang, jaga kesehatan ya Abang..”, lembut dan sahaja.
Kusebut ia “Bidadari“.
Bukan karena seperti cleopatra yang terkenal dengan cantik jelitanya…
Pun bukan karena mirip ratu balqis yang konon diperebutkan…
Bukan pula karena setara dengan lady diana yang mahsyur di masyarakat dunia..
Tapi,
Kusebut ia “Bidadari“. Karena senyum sejuknya….

0 komentar:

Posting Komentar